Udah dijelaskan di post sebelumnya kan ya kalo dulu si penulis ini dari jurusan Sastra Jepang. Emang sih ketika kuliah dulu rasanya keren banget kalo ditanyain kuliah di mana, jawabanya Sastra Jepang UGM. Tapi setelah lulus status keren itu sudah tidak berlaku lagi. Pertanyaanya ganti, sekarang kerja di mana? Ya, karena jawabanya bukan seperti yang mereka harapkan, mereka pun menjawab, lho kok gak kerja di perusahaan Jepang, lho kok kok gak ke Jepang, lho kok gak kerja jadi penerjemah, dan "lho lho" yang lainya. Emang nyesek sih ketika mereka tanggapan mereka seperti itu?
Di negara kita tercinta ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa setelah lulus kuliah harus kerja kantoran. Mari kita katakan "tidak harus"! *bagi yang setuju* hehe... Ada orang yang memang memiliki passion setelah lulus kuliah harus masuk perusahaan atau perkantoran, namun banyak juga yang memilih berwirausaha. Mau pilih yang mana itu tidak masalah asalkan memilih dengan hati.
Siapa sih yang gak pingin kaya? Gak ada kan? Siapa sih yang pengen hidupnya sengsara? Gak ada juga kan? Yuk mari kita simak perjalanan si penulis nyari duit... cuusss...
Dulu di akhir tahun 2013 sempet ngajar Bahasa Jepang di SMK N 1 Depok sampai tahun 2015. Terus ngajar di AMIKOM tahun 2015. Sempat juga ngajar les privat di tahun 2015 sampai 2016. Dulu emang sengaja ngajar Bahasa Jepang karena berpikir bahwa kalau nggak kerja yang ada hubunganya dengan jejepangan berati berkianat dengan ilmu yang telah dipelajari bertahun-tahun donk. Ya, selama bertahun-tahun dihantui dengan pernyataan itu, sehingga secara tidak sadar menghambat pikiran untuk melangkah pada apa yang sesungguhnya kita harapkan. Lalu munculah pernyataan dalam hati, "Jangan pernah menyesal meskipun bekerja tidak sesuai dengan bidang yang diambil saat kuliah. Karena kuliah tidak semata-mata hanya memberi pelajaran seputar mata kuliah saja, tetapi kuliah mengajarkan kita untuk bersosialisasi, berorganisasi, memecahkan masalah, melakukan penelitian, dan masih banyak lagi." Bagi yang merasa menyesal kuliah tidak sesuai bidang, yuk mari hilangkan pikiran-pikiran seperti itu. Emang sih dulu penulis juga merasa nyesel kok dulu ambil kuliah ini, tapi justru penyesalan itu membuat pikiran semakin terpuruk dan susah maju.
Pada tahun 2015 penulis mulai memberanikan diri untuk mengajar ballet anak di rumah. Teman-teman mulai berkicau, "Kok kamu berani sih ngajar ballet padahal kan belajarnya belum lama?" Ah, biarin aja mereka berkicau. Memang saat itu mungkin baru sekitar 2 tahun belajar ballet, tapi mengajar bermanfaat juga meningkatkan kreativitas dalam membuat karya dan mengerti macam-macam metode latihan. Setelah beberapa bulan latihan, anak-anak yang rutin latihan diikutkan pantas di Paradance. Nah, inilah awal mula penulis memulai bisnis menjahit. Hal utama yang harus dipikirkan saat pentas adalah kostum. Saat itu belum punya kostum ballet untuk anak-anak. Akhirnya mulailah percobaan pertama membuat kostum anak. Dan Puji Tuhan percobaan bikin kostum pertama jadi deh... meski perlu beberapa sentuhan halus agar lebih sempurna. Semenjak itu penulis mulai memberanikan diri untuk membuat kostum-kostum lain dan mulai menerima order jahit. Kisah mengenai bisnis jahit ini akan diulas di post selanjutnya ya... :)
Setelah percaya diri mengajar ballet anak, mulai mencoba mengajar tari Jawa kreasi baru untuk anak-anak. Semua ini sebenarnya hanya modal keberanian super. Karena tidak ada tarian Jawa kreasi baru yang sudah hafal, sebelum mengajar perlu persiapan menghafal per bagian tari. Untuk kali ini gampang-gampang susah karena anak-anak harus bisa memahami ketukan yang harus sinkron dengan setiap bentuk badan. Inilah tantangan setiap pengajar tari karena semakin susah bentuknya anak-anak semakin bosan.
Pekerjaan ini memang kurang mentereng jika dibandingkan dengan menjadi guru atau dosen Bahasa Jepang, juga terlihat kurang berbobot jika dibandingkan dengan kerja kantoran, tapi apalah arti kebahagiaan jika kebahagiaan harus disejajarkan dengan mencari sesuatu yang dianggap 'wow' oleh orang lain?
Jangan takut melangkah kawan. Hidup kita yang memilih, bahagia juga kita yang memilih. Mari sama-sama kita berjuang untuk menjadi anak muda yang berpendirian dan bertanggung jawab! Semangat! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar